BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Persaingan dalam dunia usaha
yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan
taktik usahanya. Persaingan yang sangat ketat terletak pada
bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplementasikan proses perencanaan dan penciptaan produk atau jasanya secara lebih murah,
lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaingnya. Dalam perencanaannya perusahaan memerlukan data-data
yang valid guna menunjang kebenaran prediksinya dalam pasar.
Perusahaan dalam memproduksi dan memasarkan produknya
sebelumnya harus mengetahui kondisi pasar. Sebelum terjun ke dunia pasar,
sebuah perusahaan membuat peramalan akan produk yang dibutuhkan konsumen
ataupun calon pembeli. Seorang pengusaha harus memiliki kemampuan untuk melihat
potensi pasar di masa yang akan datang dengan kata lain visinya harus
berorientasi kedepan.
Peramalan akan kebutuhan konsumen perlu diproyeksikan
guna melihat peluang dan potensi pasar. Analisis faktor penghambat dan
pendukung merupakan salah satu pertimbangan untuk meramalkan keberhasilan
pemasaran produk/ jasa. Bertolak dari faktor tersebut pengusaha memerlukan
metode untuk mengetahui perkiraan kebutuhan konsumen.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai ramalan/ forecast kebutuhan masa depan, cara
memperoleh data dalam proyeksi kebutuhan, factor yang memmpengaruhi proyeksi
kebutuhan dan metode untuk proyeksi kebutuhan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang
diatas masalah yang dapat dirumuskan antara lain:
1.2.1
Bagaimana
kondisi masa depan dan sumber data untuk proyeksi?
1.2.2
Bagaimana
cara memperoleh sumber data untuk proyeksi?
1.2.3
Bagaimana ramalan/ forecast kebutuhan di masa depan?
1.2.4
Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi proses proyeksi?
1.2.5
Metode
apa yang digunakan dalam memproyeksikan/ merencanakan kegiatan pemasaran?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang dapat dicapai dari
penyusunan makalah ini antara lain:
1.3.1
Untuk
mengetahui kondisi masa depan dan sumber data untuk proyeksi.
1.3.2
Untuk
mengetahui cara memperoleh sumber data untuk proyeksi.
1.3.3
Untuk
mengetahui ramalan/ forecast kebutuhan
di masa depan
1.3.4
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses proyeksi.
1.3.5
Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam memproyeksikan/ merencanakan kegiatan pemasaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Kondisi Masa
Depan dan Sumber Data
Kebutuhan
adalah merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebutuhan masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu kebutuhan pribadi
perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang
bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan. Semuanya itu merupakan potensi pasar yang terbuka bagi perusahaan untuk
menawarkan dan memasarkan produknya agar dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka itu.
Kebutuhan mereka itu semua akan sangat tergantung dari perkembangan
lingkungan dan lingkungan tidak pernah statis akan tetapi selalu dinamis serta
selalu berkembang. Apalagi dalam situasi dan kondisi globalisasi pada saat ini
maka perkembangan lingkungan menjadi semakin pesat. Langkah yang paling awal
dalam perencanaan adalah mencoba untuk mengetahui pertumbuhan atau perkembangan
yang terjadi dalam masyarakat, khususnya terhadap kebutuhannya.
Pertumbuhan
kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus
dilakukan oleh perusahaan agar supaya dapat tercapainya keseimbangan yang
menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu maka perlu kita
mengetahui perkembangan kebutuhan masyarakat, baik terhadap jenis-jenis
kebutuhannya, banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul di masa depan maupun mutu
yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka kita harus
membuat proyeksi kebutuhan di masa depan dan proyeksi ini sering disebut dengan
forecasting atau sering juga disebut Pre-Planing.
2.2
Sumber Data
Untuk Proyeksi
Forecast adalah merupakan ramalan atau
estimasi terhadap keadaan di masa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap
perubahan pemerintahan, perkembangan teknoogi maupun perkembangan duni bisnis
yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk dapat mengetahui
kesempatan-kesempatan (opportunities)
yang terbuka serta apa yang harus diperbuat oleh perusahaan dimsa mendatang
maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya pemerintahan dan
kebutuhan. Dengan dapat diperolehnya gambaran terhadap keadaan pemerintah atau
kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan kita
dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan
kerugian atau kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa
depan umumnya dapat digali dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber
data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar tersebut yaitu
:
a.
Pendapat
Konsumen
Menggali data tentang pendapat
konsumen ini tidak mudah, karena hal ini tidak hanya sekedar menanyakan apa
yang dibutuhkan, akan tetapi perlu diperhatkan pula bahwa dalam hal ini
pertanyaan haruslah memiliki berbagai syarat agar data yang diperoleh dapat
dipergunakan untuk keperluan analisa selanjutnya. Syarat tersebut antara lain :
-
Pertanyaan harus mudah dimegerti dan dicernakan oleh
dan dengan bahasa konsumen.
-
Petanyaan tersebut memungkinkan gambaran yang dapat
diukur secara kuantitatif.
b.
Pendapat
Langganan (Customer)
Langganan adalah orang yang membeli
barang atau jasa
yang dipasarkan oleh perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab
pembeli (langganan) belum tentu pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai
keterangan tentang keputusan pembeliannya. Dengan demikian dapat diperoleh
gambaran tentang motif pembelian serta cara atau kebiasaan pembelian mereka.
c.
Catatan dan
Pendapat Distributor
Distributor akan mengetahui
dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi langganan ataupun
konsumen yang ada di daerahnya. Distributor yang selalu berhubungan langsung
dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study terhadap distributor
akan dapat memperoleh informasi tentang permintaan konsumen serta langganan.
Oleh karena itu wawancara dengan para distributor, lebih-lebih para selesman
akan dapat memperoleh gambaran yang baik terhadap kondisi pesaingan dan
permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen serta took-toko pengecer.
d.
Catatan Penjualan
dan Perusahaan Sendiri
Perkiraan
terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepada data-data historis
dari penjualan masa yang lampau. Data historis biasanya telah tersedia di dalam
perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif. Pembahasan selanjutnya
tengtang teknik-teknik forecasting adalah mendasarkan disri dari pada data
utama tersebut yaitu data historis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa perencanaan merupakan fungsi manajemen yang
paling dasar karena perencanaan menyangkut kegiatan memilih (mengambil
keputusan) dari beberapa alternatif tujuan organisasi dan dan perencanaan yang
baik haruslah memperhatikan sifat-sifat dari keadaan di masa yang akan datang.
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang secara sadar untuk
memikirkan alternatif-alternatif yang mungkin dapat dicapai pada masa depan,
menguji alternatif-alternatif tersbut dan memilih alternatif yang dikehendaki,
agar dapat ditentukan pula bagaimana cara untuk mencapainya.
Ilmu yang memepelajari tentang masa depan adalah Futurologi. Fungsi dari
tinjauan terhadap penglihatan masa depan ini adalah untuk membantu para
pengambil keputusan dalam memilih alternatif-alternatif yang menjadi arah
keputusannya, dan melihat konsekuensi dari keputusan tersebut dimasa mendatang.
Uraian tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang mengandung alternatif-alternatif
yang akan dapat dipakai pedoman untuk perencanaan. Bagaimanapun tentang keadaan
masa depan akan selalu mengandung unsure resiko atau ketidak pastian. Namun
demikian peramalan akan sangat berguna untuk memberikan arah kebijakan atau policy meskipun biasanya hanya sampai
batas normative dan antisipatif. Sebaliknya peramalan dengan jangka waktu yang
pendek akan mempunyai aspek kepastian yang lebih besar, karena variable serta
interelasi variabelnya lebih jelas, akan tetapi akan tidak bagi perencanaan
jangka panjang.
2.3
Kondisi Masa
Depan
Perubahan
masa kini baik di bidang ekonomi, sosial, politik serta kebudayaan sebagian
besar kalau tidak seluruhnya diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang
teknologi, karena perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif
maka sering kali imajinasi kita tidak dapat mengikutinya. Sebagai konsekuensinya maka sudah barang tentu akan bertambah besar pula
hasil-hasil perkembangan teknologi yang belum dapat kita bayangkan pada waktu
kita membuat antisipasi tersebut. Hal ini tidak mengurangi pentingnya
pembuatan gambaran atau sekenario masa depan sebagai pedoman perencanaan. Masa
depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu :
a.
Dengan dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan
menggunakan proyeksi sederhana (lineair
reggresion) dari masa lampau dan masa datang tanpa mempertimbangkan adanya
akibat dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun
generasi yang akan datang.
b.
Dengan mempertimbangkan adanya perubahan yang
dilaksanakan oleh generasi sekarang serta generasi yang akan datang sebagai usaha
mereka untuk menjawab tantangan-tantangan.
c.
Dengan memperhatikan
kejadian-kejadian yang mungkin timbul seperti bencana alam, epidemis,
gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi perusahaan asing dan sebagainya.
Dalam hal ini menggunakan teori kemungkinaan atau probabilitas, yang
memungkinkan kita untuk meramalkan tingkat ketelitian tertentu atau
probabilitas dari terjadinya lagi peristowa-peristiwa yang telah lampau.
Dalam hal ini terdapat tiga macam
keadaan, yaitu:
-
Ketidak
pastian (Uncertainty)
Ketidakpastian
menunjukan suatu keadaan yang benar-benar tidak ada data yang dapat kita
gunakan untuk menaksir atau meramalkan akan terjadinya keadaan tertentu.
Keadaan tersebut misalnya saja bencana alam banjir, gunung meletus, gempa bumi
dan sebagainya. Keadaan tersebut disebut keadaan yang tidak pasti atau
ketidakpastian.
-
Risiko (Risk)
Keadaan ini
menunjukkan keadaan yang tingkat ketidak-pastiannya lebih rendah, dimana dalam
hal ini sudah terdapat data-data yang dapat dipergunakan untuk meramalkan
terjadinya suatu keadaan tertentu itu. Data-data tersebut telah terkumpul dari
data itu kita dapat menghitung probabilitas terjadinya suatu keadaan tertentu.
Keadaan ini dapat diberikan permisalan kejadian akan kebakaran gedung,
kematiaan seseorang, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan pesawat udara,
keselamatan penumpang/ barang dalam angkutan laut dan lain sebagainya.
Keadaaan-keadaan tersebut telah terdapat data-data yang dapat menopang
perkiraan atau probabilitas akan terjadinya keadaan-keadaan tersebut diatas.
Dengan adanya probabilitas kejadian itu maka kita dapat menyusun rencana atas
dasar probabilitas tersebut. Keadaan inilah yang disebut keadaan “resiko”.
-
Kepastian (Certainty)
Keadaan ini
menunjukkan keadaan yang sudah pasti terjadi, dan dengan adanya kepastian akan
kejadian it maka peramalan kita akan mendekati kebenaran dan menjadi lebih
sederhana.
2.4
Faktor-Faktor
dalam Proyeksi
Pada umumnya
dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar yang pertama yaitu dengan dasar
pertumbuhan tetap. Dengan menggunakan dasar pertumbuhan tetap maka peramalan
dilakukan dalam bentuk regresi garis lurus (lineair
reggresion) atau proyeksi sederhana
dari masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari
perubahan-perubahan yang sengajan dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang
maupun generasi yang akan datang. Dalam hal ini berate kita menggunakan regresi
lineair tanpa menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk mengubah
keadaan tersebut, dan kita hanya mengikuti arah perkembangan yang sudah terjadi
itu seperti apa adanya, menurut keadaannya itu sendiri. Dalam hal ini terdapat
tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:
a.
Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan
Arah pertumbuhan ini memiliki aspek
perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka panjang. Hal ini sering kali
disebut dengan “trend perkembangan”. Pengaruh ini menunjukkan
perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif (growth) maupun perkembangan yang negatif (decline).
b.
Pengaruh Musiman (“Seasonal
Efect”)
Setiap usaha
akan selalu memiliki pengaruh-pengaruh perubahan dalam satu tahun yang
disebabkan oleh pengaruh musiman, baik musim yang bersifat alamiah maupun yang
bersifat social atau ekonomis. Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha akan
memiliki fluktuasi musimannya sendiri-sendiri antara satu jenis usaha yang
lain. Perhitungan yang dapat kita laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi
musiman tersebut “Indek Musim” atau “Seasonal
Index”. Pengaruh musim akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume
penjualan karena pengaruh musim. Pengaruh musim ini akan dapat diperhitungkan
ke dalam foregast kita. Perhitungan itu terlihat dalam perhitungan indeks
musim. Perlu diperhatikan disini bahwa arti kata musim tidak saja berarti musim
kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula berarti musim
ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti pula
musim turunnya anggaran pembangunan pemerintahan (DIP=Daftar Isian Proyek).
c.
Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical Efect”)
Dalam hal ini kita berusaha untuk
memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
perkembangan sosial ekonomis jangka panjang atau siklus kehidupan ekonomi yang
sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini pada umumnya akan
terjadi antara lima sampai delapan tahun. Pengaruh ini merupakan gejala
fluktuasi perekonomian jangka panjang yang sering disebut sebagai pengaruh
konjungtur.
Disamping faktor utama diatas kadang-kadang terdapat pula faktor lain
seperti perang, pemogokan, serangan hama, penyakit dan sebagainya.
2.5
Metode
Proyeksi
Peramalan
untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan dijadikan
dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode
yaitu :
a.
Metode Time
Series atau Trend
Time series atau Runtun Waktu adalah
suatu analisa di mana kita berusaha menggambarkan pola perkembangan penjualan
dari catatan penjualan pada runtun waktu yang telah lewat untuk dapat
memperoleh besar kecilnya tingkat perkembangan penjualan tahunan Analisa Time
Series ini sering juga disebut “Trend
Regression” atau sering pula disebut “Least
Square”. Data historis dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan
permintaan pasar dan degan pola tersebut kita berusaha memperkirakan,
meramalkan, tentang bagaimana permintaan pasar di masa depan.
b.
Metode Eksponensial
Kadang-kadang bertuk kurva dapat
memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan yang kita lakukan
debandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan adanya
pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di dalam
ramalan dalam bentuk garis lurus maka berate disitu terdapat pertambahan yang
selalu sama pada tiap tahunnya.
c.
Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average)
Metode rata-rata sederhana ini pada
dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi musiman dari ramalan
penjualan tahunan yang telah diperhitungkan. Metode rata-rata ini berusaha
mendapatkan ramalan penjualan bulanan atau mingguan atau ntriwulanan. Tentu
saja apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan, maka kita dapat mengetahui
pula ramalan penjualan tahunan dengan cara menjumlah ramalan bulanan tersebut
selama 12 bulan atau setahun.
d.
Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini perhitungan rata-rata
dilakukan secara bergerak ke depan untuk memperkirakan penjualan pada periode
yang kemudian atau yang akan datang. Dari perhitungan moving average dapat
diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi sehingga dapat diperoleh perkiraan
bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan akhir bulan.
e.
Metode Exponential
Smooting
Setiap metode forecasting yang
kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi permintaan. Di
dalam Exponential Smooting ini kita berusaha menambahkan suatu faktor yang
disebut smooting constant dan diberikan symbol alpha (α). Faktor penambahan
tersebut langsung dihubungkan dengan data penjualan dari tahun yang paling
akhir.
f.
Standar Error
dari Peramalan
Forecast yang telah kita
perhitungkan tentu saja kita akan lepas dari kemelesetan atau kesalahan dari
estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan
judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya.
Tingkat kesalahan (error) terhadap
estimasi dapat kita perkecil dengan mealkukan estimasi interval. Dalam
estimasi-estimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi).
Dalam interval estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau
satu jumlah dengan jumlah yang lain.
g.
Korelasi
Korelasi merupakan perhitungan sebab
akibat antara satu faktor dengan faktor yang lain. Misalnya saja korelasi
antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan pangan, pertambahan jumlah
mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di jogja dan sebagainya. Denganadanya
korelasi antara satu variable dengan variable yang lain akanmemungkinkan kita membuat
ramalan terhadap satu variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable
yang lain ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kebutuhan
adalah merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebutuhan masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam yaitu
kebutuhan pribadi
perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang
bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan.
Beberapa
sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar
tersebut yaitu : a) Pendapat
Konsumen, b) Pendapat Langganan, c) Catatan
dan Pendapat Distributor, d) Catatan Penjualan dari Perusahaan Sendiri.
Masa depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam,
yaitu : 1) Dengan dasar
pertumbuhan tetap, 2) Dengan
mempertimbangkan adanya perubahan, 3) Dengan memperhatikan
kejadian-kejadian yang mungkin timbul. Dalam hal
ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu: 1) Ketidak
pastian (Uncertainty), 2) Risiko (Risk), 3) Kepastian (Certainty).
Factor utama dalam proyeksi
kebutuhan yaitu, 1) Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan, 2) Pengaruh Musiman (“Seasonal Efect”), 3) Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical
Efect”).
Metode yang digunakan dalam melakukan proyeksi
kebutuhan yaitu : a) Metode Time
Series atau Trend, b) Metode
Eksponensial, c) Metode
Rata-rata Sederhana (Simple Average), 4) Metode Rata-rata Bergerak (Moving
Average), 5) Metode Exponential Smooting, 6) Standar Error dari Peramalan, 7) Korelasi.
3.2
Saran
Sebaiknya
civitas akademika memiliki kegiatan-kegiatan yang kontestual demi menunjang
pengetahuan yang bersifat mendalam lagi mengenai perencanaan dan proyeksi
kebutuhan dimasa mendatang.
Semoga dengan membaca makalah ini, pembaca dapat
mengetahui bagaimana pentingnya proyeksi kebutuhan untuk merencanakan
pemasaran. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar