AKUNTANSI
PERUSAHAAN DAGANG
![]() |
|||
![]() |
|
|

KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG
Dalam catatan maupun
prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa.
Sesuai dengan konsep penanding (matching principle) laba bersih (Rugi) suatu
perusahan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk memperoleh
pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan. Biaya-biaya
tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya-biaya operasi
yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok barang yang laku
dijual disebut dengan harga pokok penjualan. Misalkan dalam suatu toko
elektronik, yang disebut harga pokok penjualan meliputi semua biaya yang
dikeluarkan untuk membeli televisi, radio, kulkas, mesin cuci dan lainnya yang
telah laku dijual dalam satu periode.
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi
semua biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko
seperti biaya sewa, gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya
telpon.
Perbedaan kegiatan
perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah perusahaan pertama menjual jasa
sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang dagangan. Karena adanya barang
secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya perusahaan dagang mempunyai
gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang disebut dengan persediaan barang
dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan dari pemasok dan menjualanya
kembali kepada pelanggan
Prosedur laba (rugi) untuk
perusahaan dagang dapat kita lihat pada
|
|

|

AKUNTANSI UNTUK
PENJULAN BARANG DAGANGAN
Penjualan barang
dagangan juga dicatat dengan mendebet
rekening kas atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama
rekening pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
barang dagangan adalah penjualan.
Penjualan barang
dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat dilakukan secara kredit.
PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai
biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah.
Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :
![]() |
Kas Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(untuk mencatat transaksi penjualan
tunai)
Penjualan kepada
pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank misalkan (Master Card, Visa
Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai. Kartu kredit yang diterima
oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan.
Secara berkala bank membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu
kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.
PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan
sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu bilamana pembayaran
baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam ini dibukukan
debet pada rekening Piutang dagang dan
kredit rekening penjualan, jurnalnya adalah :
![]() |
Piutang Dagang Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(Untuk mencatat
transaksi penjualan kredit)
Rekening penjulan
hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang dagangan. Apabila sebuah
perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan barang dagangan), maka yang
dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan rekening Penjualan.
Penjualan dengan
kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank
misalnya American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada
perusahaan yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan
menjadi uang tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah
kartu kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa
pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut.
Misalkan penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan
dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari.
Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos
sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut
dapat dicatat :

Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn
menggunakan American Express)

Beban
Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000
Piutang dagang Rp
5.000.000
( Penerimaan kas dari American Express
untuk penjualan
yang dilaporkan tanggal 10 Januari)
RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN
Barang dagangan yang
telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh pelanggan (retur penjualan) atau
karena barangnya cacat atau karena alasan lain sehingga pembeli tidak puas.
Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga semula barang yang dijual
tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau potongan penjualan
menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan nota kredit (Credit
Memorandum) kepada pelanggan.
Nota kredit
menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta alasan pengkreditan
tersebut.
Retur penjualan pada
hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan yang telah dilakukan perusahaan
(baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh Retur ataupun potongan penjualan
adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan berkurangnya kas atau piutang
dagang.
Bila perkiraan
penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada akhir periode akan
menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan potongan
penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan
disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan
pengembalikan barang (angkutan,
pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan sebagainya), disarankan agar
jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen. Kebijakan semacam ini
akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab retur dan potongan tersebut,
seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk mengambil tindakan perbaikan.
Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet perkiraan yang disebut Retur dan
potongan penjualan ( Sales Return and Allowances ). Bila penjualan semula
dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat sebagai kredit ke
piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena rusak dari salah
seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi penjualan
kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang tersebut adalah
:

Retur dan Potongan
Penjualan Rp 250.000
Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)
Jika uang tunai yang
dikembalikan karena barang yang dikembalikan
ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet
dank as dikredit
POTONGAN PENJUALAN
Jika penjualan
dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa akan datang harus
ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa jumlah yang
harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan biasanya
dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian
penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis
2/10, n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan
10 hari sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal
faktur.
Syarat penjualan
kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah singkatan dari netto)
yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur harus dibayar
dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan syarat
penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti
faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari
bulan yang tertulis pada faktur.
Pada saat transaksi
penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli akan memanfaatkan potongan
atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari
perusahaan Amazon menjual barang dagangan kepada seorang pembeli seharga Rp
10.000.000 secara kredit, dengan syarat 2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat
transaksi penjualan ini adalah :

Penjualan Rp
10.000.000
(Pencatatan penjualan barang
dagangan dengan
syarat 2/10,n/30)
Syarat penjualan diatas
mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan memberikan potongan 2% ( 2% x
10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan pembayaran tidak melewati tanggal
30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari tapi tidak lebih dari tanggal
19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu 10.000.000. Jurnal pencatatan
transaksi tanggal 30 Januari adalah :

Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan
penerimaan piutang dikurangi potongan
2%)
Seandainya pembeli
melakukan pengembalian barang (retur) sebelum pembayaran dilakukan, maka
potongan hanya dikenakan pada harga barang yang jadi dijual (tidak
dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang melakukan pembelian pada
tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat 2/10,n/30, pada tanggal
15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp 2.000.000, maka harga
faktur brutoatas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000 (Rp 10.000.000 –
Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung atas dasar harga
Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19 Januari maka ia
akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000). Jurnal yang
dicatat adalah :

Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang Rp
8.000.000
(untuk mencatat
penerimaan piutang dengan
potongan 2%)
Seandainya
pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka perusahaan, maka pembeli
tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar penuh sebeesar Rp
8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :

Piutang Dagang Rp
8.000.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)
Contoh penyajian rekening-rekening
tersebut dalam laporan rugi laba adalah :

PT XYZ
Laporan Rugi-Laba (sebagian)
![]() |
Penjualan …………………………………………………… Rp
10.000.000
Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan Rp 160.000
Rp 410.000
Penjualan bersih
…………………………………………. Rp 9.590.000
HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok barang
yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok Penjualan (HPP). Untuk
mendapat memahami cara menentukan harga pokok penjualan pada suatu periode,
kita harus memahami dahulu pengertian persediaan dagangan dan harga pembelian
bersih.
PERSEDIAAN BARANG
DAGANG (INVENTORY)
Persediaan barang
dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk dijual kepada para konsumen
selama periode normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang
dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut persediaan awal.
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode akuntansi disebut
dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar
yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan dalam laporan
rugi-laba sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada penentuan laba
bersih perusahaan.
Ada dua system
pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik dan metode persediaan
perpetual.
Metode Persediaan Periodik
Dalam metode
periodik, adanya transaksi peembelian tidak didebet pada rekening persediaan
tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan transaksi penjualan
tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking penjualan.
Informasi mengenai
persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak didapat dari rekening
persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang ada digudang.
Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan
keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai peranan penting, karena
tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat disusun. Dalam pembahasan
ini kita akan menggunakan metode pisik atau periodik.
Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik
jumlah penjualan maupun harga pokok penjualan dan dicatat pada setiap saat
barang dijual. Dengan cara ini catatan akuntansi akan secara terus menerus
mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.
Contoh perhitungan Harga Pokok
Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :
Persediaan barang, 1 Januari Rp
10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan
pembelian Rp 20.000
Potongan
pembelian Rp 10.600
Pembelian
bersih Rp
499.400
Harga
Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp
509.400
Dikurangi
: Persediaan barang, 31 Desember Rp
60.000
Harga
Pokok Penjualan Rp
449.400
PERSEDIAAN AWAL
Persediaan
awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang lalu
PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunbakan metode
persediaan periodic, maka pembelian barang
dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian. Rekening pembelian
merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk mengumpulkan seluruh
harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga pada tiap akhir
peeriode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari
perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp
530.000. Transaksi ini dicatat :

Hutang
Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang
dagangan
dengan termin
(2/10,n/30)
Rekening pembelian
hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan, apabila perusahaan
membeli barang yang digunakan untuk keperluan sendiri misalnya membeli lemari
untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah rekening aktiva yang
bersangkutan.
RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN
Seperti halnya
transaksi penjualan, dalam transaksi
pembelian terdapat juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari
pemasok ternyata rusak atau tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan
barang tersebut dan utang kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain
adalah barang tersebut tidak dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan
harga. Untuk mencatat kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan
Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari
dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka
jurnalnya adalah :

Retur Pembelian
Rp 20.000
(untuk
mencatat pengembalian barang )
Transaksi retur
pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit rekening pembelian. Namun
banyak perusahaan menyukai rekening retur
dan potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah
retur pembelian yang terjadi selama periode.
Rekening retur dan potongan
peembelian merupakan rekening lawan terhadap rekening pembelian. Saldo reking
retur dan potongan pembelian harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor,
sehingga dapat diketuhi pembeelian bersih.
POTONGAN TUNAI
PEMBELIAN
Apabila barang
dagangan dibeli secara kredit maka syarat pembayarannya ditulis pada faktur
peembelian. Pemasok biasanya memberikan potongan kepada pembeli yang membayar
dalam waktu yang telah ditentukan. Jika penjual memberikan potongan tunai, maka
potongan tersebut oleh pembeli dinamakan potongan tunai pembelian.
Sehubungan dengan
contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang
dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000 Kemudian tanggal 6
Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang dibeli pada tanggal 5 Januari.
Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan melunasi semua hutangnya. Maka
jurnalnya adalah :

Potongan
pembelian Rp 10.600
Kas Rp 519.400
(Jurnal untuk mencatat
saat pembayaran atas pembelian
barang tanggal 5
Januari, dengan potongan 2%)
POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah
yang besar bisanya mendapat potongan khusus dari harga resmi yang tercantum.
Potongan semacam ini disebut RABAT.
Rabat tidak
dama dengan potongan tunai. Potongan tunai adalah potongan yang diterima karena
perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan dalam syarat pembelian,
sedangkan rabat adalah potongan yang diterima berupa pengurang harga dari harga
resmi. Rabat
biasanya ditentukan dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar
sebesar Rp100.000 dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp
70.000 ( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat
tidak dicatat dalam pembukuan, baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.
BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan
pembeli mencakup ketentuan mengenai pihak manakah yang harus menanggung biaya
angkut barang ke gudang pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut,
ketentuan ini disebut franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya
angkut ditanggung oleh penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli (
FOB Destination).
Biaya Angkut bagi Pembeli
Bila barang dibeli
dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya angkut yang telah dibayar oleh
pembeli hendaknya didebet ke perkiraan Pembelian dan dikredit ke rekening Kas.
Beberapa perusahaan menggunakan perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut.
Saldo perkiraan ini ditambahkan ke saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan
jumlah harga pokok barang yang dibeli.
Dalam bebrapa hal,
penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut dan menambahkannya ke Faktur,
walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli yang menanggung biaya
angkut tersebut (franco gudang penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya
angkut, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit
hutang dagang. Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill
Co. secara kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual,
(2/10,n/30) ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual
sebesar Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

Hutang
dagang Rp 5.050.000
(mencatat pembelian barang dagangan dengan
franco gudang pembeli)
Bila dalam
perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pelunasan lebih awal, maka
potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total jumlah dalam
faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang tanggal 20 Januari , maka
perhitungannya adalah :
Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih dulu oleh
penjual Rp
5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x
2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000
Amazon akan menjurnal :
20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000
Kas Rp
4.950.000
Potongan pembelian Rp 100.000
Biaya Angkut bagi
penjual
Bila
dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya angkut (franco
gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual didebet ke
perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam perhitungan rugi
laba sebagai biayapenjualan.
PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi,
perusahaan yang menggunakan metoda periodic harus melakukan perhitungan atas
jumlah fisik persediaan yang belum terjual. Jumlah fisik persediaan ini
kemudian dikalikan dengan harga pokok yang sesuai, sehingga dapat ditentukan
harga pokok persediaan akhir periode.
LABA KOTOR
Laba
kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto dikurangi
dengan Harga Pokok Penjualan. Contoh :
Penjualan bersih Rp 9.590.000
Harga
Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba
Kotor Rp 9.140.600
BIAYA OPERASIONAL
Biaya operasi perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan subjek. Pada perusaaah pengecar
umumnya cukup membagi beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan
dan biaya umum.
Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan
dengan penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling expenses). Contoh biaya gaji pegawai
bagian penjualan, perlengkapan gudang yang digunakan, penyusutan [eralatan
gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul
dalam operasi umum perusahaan digolongkan sebagai biaya umum atau biaya
administrasi. Contoh gaji pegawai kantor, asuransi dan pajak biasanya
dilaporkan dalam biaya umum.
Biaya yang reletif
kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke perkiraanutama umumnya
dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-rupa dan biaya umum rupa-rupa.
LABA DARI OPERASIONAL
Selisih antara laba kotor
dengan total biaya operasi disebut laba dari operasi. Jumlah laba operasi dan
hubungannya dengan investassi modal serta penjumlahan bersih merupakan faktor
penting untuk menilai efisiensi manajemen dan tingkat profitabilitas
perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar dari laba kotor, selisih ini disebut
kerugian dari operasi.
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG
MUTIARA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening
|
Saldo
|
|
|
Debet
|
Kredit
|
Kas
|
Rp 9.500
|
|
Piutang
dagang
|
16.100
|
|
Persediaan barang dagangan
|
36.000
|
|
Asurasni
Dibayar dimuka
|
3.800
|
|
Gedung
|
80.000
|
|
Akumulasi
Depresiasi Gedung
|
|
Rp 16.000
|
Utang
Dagang
|
|
20.400
|
Modal,
Mutiara
|
|
83.000
|
Prive,
Mutiara
|
15.000
|
|
Penjualan
|
|
480.000
|
Retur dan Potongan penjualan
|
12.000
|
|
Potongan tunai penjualan
|
8.000
|
|
Pembelian
|
325.000
|
|
Retur dan potongan pembelian
|
|
10.400
|
Potongan tunai pembelian
|
|
6.800
|
Biaya angkut pembelian
|
12.200
|
|
Biaya
angkut penjualan
|
7.000
|
|
Biaya
iklan
|
16.000
|
|
Biaya
sewa
|
19.000
|
|
Biaya
gaji
|
40.000
|
|
Biaya
rupa-rupa
|
17.000
|
|
Total
|
616.600
|
616.600
|
Prosedur-prosedur
akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode Pisik
- Pembuatan jurnal penyesuaian
- Penyusunan Neraca Lajur
- Penyusunan Laporan Keuangan
- Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode
PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada
akhir periode didalam suatu perusahaan dagang, pada umumnya tidak berbeda
dengan penyesuaian-penyesuaian dengan perusahaan jasa.
Perusaah yang menggunakan
metode periodik sangat sederhana, namun metode ini tidak dapat menyediakan
informasi mengenai dua hal yang sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu
informasi tentang :
- Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan
- Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan)
Hal ini disebabkan
karena dalam metode persedian periodik rekening persediaan barang dagangan
tidak digunakan untuk mencatat pertambahan persediaan karena adanya transaksian
pembelian dan sebaliknya juga tidak mencatat pengurangan persediaan karena
adanya transakssi penjualan sehingga dalam buku besar rekening persediaan hanya
menunjukkan saldo persediaan barang dagangan pada awal periode. Rekening ini
tidak dapat memberi informasi mengenai jumlah persediaan yang ada pada
saat-saat tertentu. Pada akhir periode perusahaan melakukan perhitungan atas
jumlah fisik persediaan yang ada digudang (belum terjual) pada akhir periode.
Informasi tentang persediaan akhir yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini
harus dimasukkan dalam pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan
informasi sesuai dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode
akuntansi. Proses untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan
perusahaan dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.
|
Sesuai
dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat harga pokok
peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang menggunakan persediaan
periodic adalah :
|
|||||
|
|||||
|
Apabila dalam buku besar
terdapat rekening-rekening yang berpengaruh atas pembelian, seperti rekening
biaya angkut pembelian, Retur dan
Potongan Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening
tersebut harus dipindahkan juga kerekening Harga Pokok Penjualan.
|
|
||||
|
Apabila
jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku besar, maka saldo
rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan jumlah persediaan yang ada
pada akhir periode dari rekening Harga Pokok Penjualan untuk periode yang
bersangkutan.
Untuk memperjelas,
dibawah ini data-data untuk penyesuaian pembukuan Perusahaan Dagang
MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002 (dalam ribuan ):
- Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp 40.000
- Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
- Depresiasi Gedung 10% pertahun
- Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
- Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000
Berdasarkan data diatas, jurnal
penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang MUTIARA pada tanggal 31
Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :
JURNAL PENYESUAIAN
|
||||
Tanggal
|
Keterangan
|
![]() ![]()
D K
|
||
02
|
|
|
|
|
Des
|
31
|
Harga Pokok Penjualan
|
Rp 36.000
|
|
|
|
Persediaan Barang Dagangan
|
|
36.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Harga Pokok Penjualan
|
325.000
|
|
|
|
Pembelian
|
|
325.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Harga Pokok Penjualan
|
12.200
|
|
|
|
Biaya Angkut Pembelian
|
|
12.200
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Retur dan Potongan Pembelian
|
10.400
|
|
|
|
Harga Pokok Penjualan
|
|
10.400
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Potongan tunai pembelian
|
6.800
|
|
|
|
Harga Pokok Penjualan
|
|
6.800
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Persediaan barang dagangan
|
40.000
|
|
|
|
Harga Pokok Penjualan
|
|
40.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Biaya Asuransi
|
2.000
|
|
|
|
Asuransi dibayar dimuka
|
|
2.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Biaya Depresiasi Gedung
|
8.000
|
|
|
|
Akum. penyusutan gedung
|
|
8.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Biaya Gaji
|
5.000
|
|
|
|
Hutang gaji
|
|
5.000
|
|
|
|
|
|
|
31
|
Biaya sewa
|
4.000
|
|
|
|
Hutang sewa
|
|
4.000
|
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002
Rekening
|
Neraca Saldo
|
Penyesuaian
|
Neraca saldo setelah penyesuaian
|
Laba Rugi
|
Neraca
|
|||||
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Debet
|
Kredit
|
Kas
|
9.500
|
|
|
|
9.500
|
|
|
|
9.500
|
|
Piutang dagang
|
16.100
|
|
|
|
16.100
|
|
|
|
16.100
|
|
Persediaan barang dagangan
|
36.000
|
|
40.000
|
36.000
|
40.000
|
|
|
|
40.000
|
|
Asr. Dibayar dimuka
|
3.800
|
|
|
2.000
|
1.800
|
|
|
|
1.800
|
|
Gedung
|
80.000
|
|
|
|
80.000
|
|
|
|
80.000
|
|
Akum Dep. Gedung
|
|
16.000
|
|
8.000
|
|
24.000
|
|
|
|
24.000
|
Utang Dagang
|
|
20.400
|
|
|
|
20.400
|
|
|
|
20.400
|
Modal, Mutiara
|
|
83.000
|
|
|
|
83.000
|
|
|
|
83.000
|
Prive, Mutiara
|
15.000
|
|
|
|
15.000
|
|
|
|
15.000
|
|
Penjualan
|
|
480.000
|
|
|
|
480.000
|
|
480.000
|
|
|
Retur & Pot. penjualan
|
12.000
|
|
|
|
12.000
|
|
12.000
|
|
|
|
Pot.
tunai penjualan
|
8.000
|
|
|
|
8.000
|
|
8.000
|
|
|
|
Pembelian
|
325.000
|
|
|
325.000
|
|
|
|
|
|
|
Retur
& pot. pembelian
|
|
10.400
|
10.400
|
|
|
|
|
|
|
|
Pot.
tunai pembelian
|
|
6.800
|
6.800
|
|
|
|
|
|
|
|
Bi. angkut pembelian
|
12.200
|
|
|
12.200
|
|
|
|
|
|
|
Bi.
angkut penjualan
|
7.000
|
|
|
|
7.000
|
|
7.000
|
|
|
|
Biaya iklan
|
16.000
|
|
|
|
16.000
|
|
16.000
|
|
|
|
Biaya sewa
|
19.000
|
|
4.000
|
|
23.000
|
|
23.000
|
|
|
|
Biaya gaji
|
40.000
|
|
5.000
|
|
45.000
|
|
45.000
|
|
|
|
Biaya rupa-rupa
|
17.000
|
|
|
|
17.000
|
|
17.000
|
|
|
|
Total
|
616.600
|
616.600
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Harga Pokok Penjualan
|
|
|
36.000
325.000
12.200
|
10.400
6.800
40.000
|
316.000
|
|
316.000
|
|
|
|
Biaya Asuransi
|
|
|
2.000
|
|
2.000
|
|
2.000
|
|
|
|
Biaya Dep. gedung
|
|
|
8.000
|
|
8.000
|
|
8.000
|
|
|
|
Hutang gaji
|
|
|
|
5.000
|
|
5.000
|
|
|
|
5.000
|
Hutang sewa
|
|
|
|
4.000
|
|
4.000
|
|
|
|
4.000
|
Saldo Laba
|
|
|
449.400
|
449.400
|
616.400
|
616.400
|
454.000
|
480.000
|
162.400
|
136.400
|
|
|
|
|
|
|
|
26.000
|
-
|
-
|
26.000
|
|
|
|
|
|
|
|
480.000
|
480.000
|
162.400
|
162.400
|
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dengan telah selesainya disusun
pembuatan Neraca lajur, maka penyususnan lapran keuangan dapat dilakukan dengan
mudah karena data yang diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah
tersedia di nerac lajur. Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus
dilakukan dengan memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah
laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
|
|||
AKTIVA
|
PASSIVA
|
||
Aktiva
Lancar
Kas
PiutangDagang
Persediaan
Barang dagangan
Asuransi
Dibayar Dimuka
Jumlah Aktiva Lancar
Aktiva Tak Lancar
Gedung 80.000
Akum. Dep Gedung
24.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar
Jumlah Aktiva
|
Rp 9.500
16.100
40.000
1.800
67.400
56.000
123.400
|
Kewajiban
Lancar :
Utang
Dagang
Utang
Gaji
Utang
Sewa
Jumlah
Kewajiban Lancar
MODAL
:
Modal Mutiara
Jumlah
Passiva
|
Rp
20.400
5.000
4.000
29.400
94.000
123.400
|
PERUSAHAAN DAGANG
MUTIARA
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN
RUPIAH)
|
Penjualan
Rp 480.000
Kurangi :
Retur dan potongan
penjualan
Rp 12.000
Potongan tunai
penjualan
Rp 8.000
Rp 20.000
Penjualan
bersih Rp 460.000
Harga
Pokok Penjualan :
Persediaan 1 Jan 2002
Rp 36.000
Pembelian Rp 325.000
Retur dan pot.
Pembelian Rp 10.400
Potongan
pembelian Rp
6.800
Rp 17.200
Pembelian
bersih
Rp 307.800
Biaya angkut pembelian Rp 12.200
Harga pokok Barang
Tersedia untuk dijual
Rp 356.000
Persediaan 31
Desember 2002 Rp
40.000
Harga Pokok
Penjualan Rp
316.000
Laba Kotor
Penjualan
Rp 144.000
Biaya-biaya
Operasi :
Biaya Angkut
penjualan Rp 7.000
Biaya Iklan
Rp 16.000
Biaya sewa
Rp 23.000
Biaya gaji
Rp 45.000
Biaya
Asuransi Rp 2.000
Biaya Depresiasi
Gedung Rp 8.000
Biaya
Rupa-rupa
Rp 17.000
Jumlah biaya
operasional
Rp 118.000
Laba Bersih Rp 26.000 |
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
|
Modal, Mutiara 1 Januari
2002
Rp 83.000
Laba 31 Desember
2002 Rp 26.000
Prive, Mutiara
( Rp 15.000 )
Modal, Mutiara
31 Desember 2002 Rp 94.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar