BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mendorong adanya perubahan
manajemen organisasi secara keseluruhan dan mengubah pendekatan organisasi
dalam berhubungan dengan masyarakat atau warga negara. Hal ini mungkin juga
tampak dalam berbagai ragam layanan publik yang dilakukan oleh organisasi
pemerintah dan lembaga publik lainnya. Konsekuensinya, perubahan yang terjadi
jelas menuntut kehadiran inovasi dalam mengelola layanan publik yang
disediakan. Fakta menunjukkan bahwa layanan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi memudahkan masyarakat dalam mengakses beragam jenis layanan, baik
dengan perangkat komputer, jaringan seluler atau telepon bergerak. Secara
faktual, pelayanan lewat dengan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi
kemudian kian berkembang, tidak hanya mencakup penggunaan jaringan elektronik,
internet, ataupun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, tetapi juga
mencakup jenis dan bentuk pelayanan publik serta lingkungan dan proses
pelayanan publik ketika diberikan kepada warga negara. Di titik inilah, sejalan
dengan konteks pelayanan informasi publik, diperlukan sistem layanan informasi
publik yang memadai. Sistem informasi itu untuk meningkatkan aksesibiltas atau
kemudahan memperoleh informasi, kualitas informasi, dan pengembangan manajemen
organisasi (Lucas, 1987).
Pengelolaan informasi publik melibatkan pengumpulan, analisis, dan
penyebaran informasi kepada publik. Tentu dibutuhkan kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang efektif sehingga memungkinkan masyarakat/publik mampu
mengakses dan memahami informasi yang disediakan. Secara garis besar dapat
dipahami bahwa proses pengelolaan ini mencakup dua wilayah kegiatan penting,
pertama penyediaan informasi yang akurat, cepat dan mudah diakses. Dan kedua,
mengembangkan kolaborasi dan sinergi promosi dan pertukaran informasi antar
lembaga yang ada. Namun perlu diperhatikan, karena pengelolaan informasi publik
lebih mengedepankan aspek teknis, pada akhirnya pengembangan layanan
mengabaikan kualitas informasi. Padahal, kualitas informasi itu seharusnya
menjadi ruh dari informasi yang disampaikan kepada publik, apalagi bentuk
layanan informasi publik oleh pemerintah/lembaga publik sangat berkaitan dengan
hal tersebut. Berkaitan dengan produk informasi, O’Brien (1998:25-26) mengidentifikasi
beberapa atribut kualitas informasi yang akan membuat informasi publik lebih
bernilai dan bermanfaat bagi publik penggunanya. Pandangan O’Brien menjadi
sangat relevan karena tiga dimensi, yaitu dimensi waktu, isi, dan bentuk
informasi harus diperhitungkan dalam pengelolaan informasi publik berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dapat
dirumuskan antara lain:
1.2.1
Apa yang dimaksud manajemen teknologi
informasi?
1.2.2
Bagaimana penerapan Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) dalam organisasi bisnis?
1.2.3
Bagaimana penerapan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dalam organisasi bisnis?
1.2.4
Bagaiamana pengaruh dan peranan
teknologi dalam kegiatan bisnis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan
makalah ini antara lain:
1.3.1
Untuk mengetahui pengertian dari manajemen
teknologi informasi.
1.3.2
Untuk mengetahui penerapan
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dalam organisasi bisnis.
1.3.3
Untuk mengetahui penerapan
Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam organisasi bisnis.
1.3.4
Untuk mengetahui pengaruh dan
peranan teknologi dalam kegiatan bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Teknologi Informasi
Tata kelola teknologi informasi (Bahasa
Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang
terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya.
Meningkatnya minat pada tata kelola TI sebagian besar muncul karena adanya
prakarsa kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika
Serikat dan Basel II di Eropa) serta semakin diakuinya kemudahan proyek TI untuk lepas
kendali yang dapat berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi.
Tema
utama diskusi tata kelola TI adalah bahwa teknologi informasi tidak bisa lagi
menjadi suatu kotak hitam. Secara tradisional, penanganan
pengambilan keputusan kunci di bidang teknologi informasi diberikan kepada para
profesional TI karena
keterbatasan pengalaman teknis eksekutif lain di tingkatan direksi perusahaan
serta karena kompleksitas sistem TI itu sendiri. Tata kelola TI membangun suatu
sistem yang semua pemangku kepentingannya, termasuk
direksi dan komisaris serta pengguna internal dan bagian terkait seperti
keuangan, dapat memberikan masukan yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan. Hal ini mencegah satu pihak tertentu, biasanya TI, disalahkan untuk
suatu keputusan yang salah. Hal ini juga mencegah munculnya keluhan dari
pengguna di belakang hari mengenai sistem yang tak memberikan hasil atau
kinerja sesuai yang diharapkan.
2.2 Sistem
Informasi Manajemen
a. Pengertian
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem
informasi manajemen (SIM)
adalah proses komunikasi antara manusia dan mesin dimana
input dan output direkam, disimpan dan diproses menjadi sebuah informasi guna mendukung operasi,
manjemen dan pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan/organisasi.
Menurut O’Brien dan Marakas (2009) tujuan dari sistem informasi manajemen
adalah: menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen; menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian,
dan perbaikan berkelanjutan; menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu
memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara
menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka
mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja
(informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen,
termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Menurut James O’Brien (2005,h.443), jenis awal dari sistem informasi yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial. SIM menghasilkan
produk informasi yang mendukung
banyak kebutuhan pengambilan keputusan harian dari
para manajer dan praktisi bisnis. Menurut Raymond Mcleod. JR. (2008,hal.17)
Manajer pada puncak hirarki
organisasi, seprti direktur dan para wakil
direktur sering disebut berada pada
tingkat perencanaan strategis.
Manajer tingkat menengah mencakup
manajer wilayah, direktur, produk, dan
kepala divisi tingkat dini dinamakan
tingkat pengendalian manajemen.
Manajer tingkat bawah mencakup
kepala departemen, penyelia, dan pemimipin proyek,
yang bertanggung jawab
menyelesaikan rencana-rencana yang telah
ditetapkan oleh para manajer ditingkat yang
lebih tinggi. Tingkat terendah ini disebut tingkat pengendalian operasional.
b.
Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dalam Bisnis dan Industri
Internet dan teknologi lainnya yang terhubung serta aplikasi-aplikasinya
telah mengubah cara operasi bisnis dan cara orang bekerja, sebaik bagaimana
sistem informasi mendukung proses bisnis, pengambilan keputusan, dan keuntungan
kompetitif. Sehingga, saat ini banyak bisnis menggunakan teknologi internet
untuk penggunaan website yang memungkinkan mereka dapat menjalankan proses
bisnisnya dan membuat aplikasi e-bisnis yang inovatif (O’Brien dan Marakas
2009).
E-bisnis didefinisikan sebagai penggunaan teknologi internet untuk bekerja
dan menguasai proses bisnis, e-commerce,
dan enterprise collaboration antara
sebuah perusahaan dengan konsumennya, suplier, dan stakeholder bisnis lainnya.
Hakikat dari e-bisnis dapat digeneralisasikan sebagai sebuah pertukaran nilai
secara online. Semua pertukaran
online informasi, uang, sumber daya, jasa, atau kombinasi dari semuanya berada
di bawah payung e-bisnis. Perusahaan-perusahaan bergantung pada aplikasi
e-bisnis untuk (1) memperbaharui proses bisnis internal, (2) implementasi
sistem e-commerce dengan konsumen dan
suplier mereka, dan (3) mempromosikan enterprise
collaboration antara tim bisnis dan tim kerja.
Enterprise collaboration system melibatkan
penggunaan software untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi
antara anggota tim network dan tim kerja. Sebuah bisnis mungkin menggunakan
intranet, internet, ekstranet, dan network lainnya untuk mengimplemtasikan
beberapa sistem. Sebagai contoh, karyawan dan konsultan eksternal mungkin
berasal dari sebuah virtual team yang mengunakan intranet perusahaan dan
internet untuk e-mail, video conference,
e-discussion groups, dan halaman web dari work-in-progress information untuk menggabungkan dalam proyek
bisnis.
E-commerce adalah
kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur, service
providers dan pedagang perantara (intermediaries)
dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer networks) yaitu
internet . E-commerceatau
bisa disebut perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian,
penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet
atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya yang melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori
otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
O’Brien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa e-commerce adalah menjual,
membeli, memasarkan dan memebrikan pelayanan pada produk , jasa, dan informasi
pada network komputer yang bermacam-macam. Saat ini, banyak bisnis yang
menggunakan internet, ekstranet, intranet, dan network lainnya untuk mendukung setiap tahap proses komersial,
termasuk semua bentuk promosi, penjualan, dan customer support dalam setiap World
Wide Web untuk keamanan internet dan mekanisme pembayaran yang meyakinkan
proses pengiriman dan pemabyaran. Sebagai contoh, sistem e-commerce termasuk
website internet untuk penjualan online, akses ekstranet untuk database
inventori oleh konsumen besar, dan penggunaan intranet perusahaan oleh
penjualan untuk mengakses record konsumen untuk customer relationship management.
2.3 Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
a.
Pengertian
Sistem Informasi Akuntansi
Untuk
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) dengan jelas terlebih dahulu perlu diketahui defenisi Sistem dan
Informasi. Menurut Romney & Steinbart (2004:2) mendefenisikan “Sistem
adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.
Sistem
informasi menurut Hall (2001:7) adalah “rangkaian prosedur formal dimana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para
pemakai”. Hal yang sama juga dinyatakan Laudon (2005 : 10) yaitu: ”Suatu sistem
informasi dapat didefenisikan secara teknis sebagai satuan komponen yang saling
berhubungan yang mengumpulkan (atau mendapatkan kembali), memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan
kendali dalam suatu organisasi”.
Menurut
Bodnar dan Hoopwood (2003 : 1) yaitu: “Sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan sumber-sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang
untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”. Menurut
Romney & Steinbart (2004:473) menyatakan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung
jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi yang diperoleh dari
mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan”.
Berdasarkan
pengertian di atas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur,
yaitu:
1)
Sumber daya,
merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau
peralatan/mesin.
2)
Pemrosesan, merupakan
media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah
data menjadi informasi.
3)
Informasi, merupakan
hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu
format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah sebuah sistem pemrosesan yang
menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan
input (data atau transaksi)
untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima
input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan
didistribusikan kepada pemakai
informasi.
Proses
tersebut dijelaskan dalam gambar berikut ini:
Sumber : James
A.Hall, 2001.
Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001
: 9) memberikan pernyataan dengan
transaksi yaitu : Transaksi dibagi
menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan.
Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi
aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akunakunnya, dan
diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan: termasuk dalam
sebuah peristiwa yang diproses sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi
defenisi sempit dari transaksi keuangan. Jadi dalam sistem
informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja,
data non keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak
hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non keuangan tentang
suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
b.
Fungsi
Sistem Informasi Akuntansi
Romney dan Steinbart (2004 : 3),
menjelaskan tiga fungsi suatu sistem informasi akuntansi yaitu :
1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang
dipengaruhi oleh aktivitas- aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai,
dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal
yang telah terjadi.
2)
Mengubah
data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat
keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, san pengawasan.
3) Menyediakan pengendalian yang memadai
untuk menjaga asset-asset organisasi, termasuk data organisasi, untuk
memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.
Uraian tentang sistem informasi akuntansi di atas terlihat
bahwa sistem informasi akuntansi
akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi
merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan arti
bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk tercetak
maupun dalam bentuk digital atau komputer.
Setelah
membahas tentang unsur yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi maka selanjutnya akan dibahas
mengenai karakteristik dari sistem informasi akuntansi. Karakteristik
dari sistem informasi akuntansi yaitu:
1) Merupakan suatu proses yang
terorganisir dalam suatu perusahaan.
2) Melakukan kegiatan mulai dari
mengumpulkan data, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis hingga
menjadi informasi keuangan yang relevan dan mengkomunikasikannya kepada
piha-pihak yang berkepentingan baik intern maupun ekstern.
3) Informasi keuangan yang dihasilkan
menggambarkan kegiatan operasional dan manajemen perusahaan serta prestasi yang
dicapai.
4)
Merupakan salah satu
alat untuk pengawasan.
c.
Tujuan
Sistem Informasi Akuntansi
Di
samping memiliki karakteristik sistem informasi akuntansi juga memiliki tujuan yang akan dicapai. Sistem
informasi akuntansi untuk setiap perusahaan akan berbeda namun umumnya memiliki tujuan yang sama, secara umum
tujuan sistem informasi akuntansi
dapat digambarkan sebagai berikut:
1)
Menyediakan informasi
akuntansi yang diperlukan oleh pihak intern dan ekstern, seperti perpajakan,
bank atau kreditur, pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya yang berkaitan
dengan perusahaan.
2)
Menyempurnakan
pengawasan melalui organisasi, prosedur-prosedur dan cara-cara lain untuk
mengamankan harta kekayaan perusahaan.
3)
Mengurangi biaya
penyelenggaraan administrasi ke tingkat yang lebih rendah daripada nilai
manfaatnya.
4)
Menyampaikan
informasi yang dibutuhkan ke semua tingkat manajemen, pemilik, atau pemegang
saham secara cepat dan tepat.
Selanjutnya
Romney dan Steinbart (2004 : 38) menyatakan “Informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi
terbagi dalam dua kategori, yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial”.
Laporan
keuangan sebenarnya lebih menitik beratkan pada pengguna luar perusahaan dalam pengambil keputusan.
Laporan manajerial merupakan laporan di luar laporan keuangan dimana prinsip dan kaitannya masih
didalam konteks akuntansi.
Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama kinerja organisasi dan laporan atas
pelaksanaan anggaran.
2.4 Pengaruh dan Peranan Teknologi
Informasi dalam Kegiatan Bisnis
Dewasa
ini telah terjadi ledakan informasi, informasi amat diperlukan bagi kegiatan operasi manajemen. Jumlah informasi yang banyak sekali mengakibatkan sebagian informasi dilakukan manusia dan
sebagian lagi dilakukan oleh mesin,
akibatnya munculah gagasan untuk mengatasi persoalan
sebaiknya manusia dan mesin membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh dari dialog dan
interaksi antara mesin (komputer)
dan manusia pengolahnya. Teknologi
informasi merupakan satu dari sekian banyak hal yang dibutuhkan dalam perkembangan bisnis di dunia tanpa
terkecuali Indonesia, bahkan kita
dapat menyebutnya sebagai faktor pokok bagi perkembangan dunia bisnis saat ini. Di mana-mana sudah menggunakan TI
dalam memproses kegiatan bisnisnya. Hal itu jelas saja karena TI memberikan kemudahan bagi para pebisnis untuk melakukan kegiatan
bisnisnya.
Alasan
perusahaan menerapkan TI dalam perusahaannya adalah agar semakin dekat dengan konsumen karena kemampuan TI untuk
mendekatkan jarak dan waktu sehingga semakin
mendekatkan produk perusahaan kepada konsumen.
Hal ini membuat bisnis di Indonesia semakin berkembang. Kita bisa membayangkan perusahaan yang tidak menerapkan TI hanya
akan menunggu hari di mana perusahaan tersebut bangkrut.
Berbisnis
dengan menerapkan teknologi informasi membuat peluang pasar terbuka lebih luas. Berbisnis lewat internet akan
mempermudah mempromosikan produk, mencari
konsumen, pelanggan. Terdapat faktor yang
mempengaruhi perkembangan bisnis yaitu: kompleksitas bisnis yang semakin meningkat yang dipengaruhi oleh pengaruh ekonomi
internasional, kompetisi bisnis global,
pekembangan dan pertumbuhan TI, pendayagunaan waktu,
pertimbangan sosial dan kapasitas teknologi informasi yang dipengaruhi oleh: kapasitas pelayanan kebutuhan informasi,
kapasitas interaksi dalam jaringan komputer,
kapasitas kecepatan akses data.
Dilihat
dari sisi bisnis dana manajerial ada empat peranan yang diharapkan oleh
perusahan dari implementasi efektif dari sebuah teknologi informasi,yaitu
1)
Minimize risk
Setiap
bisnis memiliki risiko , terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada
umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek
eksternal lain yang berada diluar control perusahaan. Saat ini berbagai jenis
aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh
bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain.
Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi
risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen
dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2)
Reduce Cost
Peranan
teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan
biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat
cara yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan
operasional yaitu:
·
Eleminasi proses. Implementasi berbagai komponen teknologi
informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa
tidak perlu,sebagai contoh adalah dengan adanya call center untuk menggantikan
fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
·
Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan
berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan
mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi. Contoh order dapat
dilakukan melalui situs perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan
order.
·
Integrasi proses. Teknologi informasi juga mampu melakukan
pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan
praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
·
Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis
merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi. Contoh scanner untuk
menggantikan fungsi mata manusia dalam meletakan dan mencari barang digudang.
3)
Add Value
Peranan
selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk
memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas
sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
panjang.
4)
Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai
dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing
baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commerce,
e-procurement e-customer,
e-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam
menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen teknologi informasi (Bahasa
Inggris: IT governance) adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang
terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja dan risikonya. Sistem informasi manajemen (SIM) adalah proses komunikasi antara
manusia dan mesin dimana input dan output direkam,
disimpan dan diproses menjadi sebuah informasi guna mendukung operasi, manjemen dan pengambilan
keputusan dalam suatu
perusahaan/organisasi. sistem
informasi akuntansi itu adalah
sebuah sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan
menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dilihat
dari sisi bisnis dana manajerial ada empat peranan yang diharapkan oleh
perusahan dari implementasi efektif dari sebuah teknologi informasi, yaitu: Minimize risk, Reduce Cost, Add Value, Create new realities.
3.2 Saran
Semoga dengan membaca makalah ini
pembaca dapat menambah pengetahuan serta memahami mengenai peranan pengelolaan
teknologi informasi dalam lingkungan bisnis
DAFTAR
PUSTAKA
, “Tata
Kelola Teknologi Informasi”, diakses tanggal 29 Mei 2015, http://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_teknologi_informasi
, “ Peranan
Teknologi Informasi dalam Dunia Bisnis”, diakses tanggal 29 Mei 2015,http://www.academia.edu/5319570/PERANAN_TEKNOLOGI_INFORMASI_DALAM_DUNIA_BISNIS
Hall, James A.,
(2001), ’Sistem Informasi Akuntansi Edisi
Pertama’, Salemba Empat, Jakarta
Reza Alkautsar, Avicenna dkk, ‘Sistem Informasi Manajemen Proyek pada PT. Anugrah Pertiwi Kontrindo Palembang’, Jurnal STMIK-MDP, Vol. -, No. -, 2009,p.1-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar