BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bagi dunia internasional maupun nasional, bisnis
merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari.
Tidak jenuh para pelaku bisnis memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka
mencari keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari negara adidaya hingga negara
berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian mereka. Begitu pula dengan
Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Di Indonesia, perkembangan bisnis maju pesat seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mulai dari bisnis secara
tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis on-line
lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun
tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara
on-line. Namun, diantara
bisnis-bisnis yang menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pelaku
bisnis yang mengacuhkan etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak
memperhatikan kepuasan konsumen terhadap produk yang dijual. Sejatinya,
etika bisnis harus tertanam dalam jiwa para pelaku bisnis, karena dengan etika
bisnis yang baik tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan
keloyalitasan konsumenpun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pelaku bisnis
harus mengetahui hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang pelaku bisnis.
Dalam makalah
ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai etika bisnis dan tanggung
jawab sosial perusahaan yang seharusnya dilakukan oleh para pelaku bisnis atau
pengusaha.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini antara lain :
1.2.1
Apa
definisi dari etika bisnis, indikator dan prinsip etika bisnis?
1.2.2
Bagaimana
relevansi etika bisnis dengan kentungan perusahaan?
1.2.3
Apa
yang dimaksud dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan/ CSR (Corporate Social Responsibility)?
1.2.4
Bagaimana
peranan CSR (Corporate Social
Responsibility)?
1.2.5
Bagaimana
bentuk pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility) di
Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1.3.1
Untuk
mengetahui definisi dari etika bisnis, indikator dan prinsip etika bisnis.
1.3.2
Untuk
mengetahui relevansi etika bisnis dengan keuntungan perusahaan.
1.3.3
Untuk
mengetahui Tanggungjawab Sosial Perusahaan/ CSR (Corporate Social Responsibility).
1.3.4
Untuk
mengetahui peranan CSR (Corporate Social
Responsibility).
1.3.5
Untuk
mengetahui bentuk pelaksanaan Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau CSR (Corporate Social Responsibility) di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Etika Bisnis, Indikator Etika Bisnis dan Prinsip Etika Bisnis
a. Definisi
Etika
Etika bisnis
merupakan suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaaan atau bisnis. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis
adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya
ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal
ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah
abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Von der
Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Management Journal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
-
Utilitarian
Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti
cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
-
Individual
Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
-
Justice
Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik
secara perseorangan ataupun secara kelompok.
b. Indikator
Etika Bisnis
Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator
yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah
melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah: Indikator
ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikator hukum; indikator
ajaran agama; indikator budaya dan
indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
-
Indikator Etika bisnis menurut ekonomi adalah apabila
perusahaan atau pelaku bisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat
lain.
-
Indikator
etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku
bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang telah disepakati sebelumnya.
-
Indikator etika bisnis menurut hukum. Berdasarkan
indikator hokum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan
etika bisnis
apabila seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan
telah mematuhi segala norma hukum
yang berlaku dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya.
-
Indikator etika
berdasarkan ajaran agama. Pelaku
bisnis dianggap beretika bilamana dalam
pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai- nilai ajaran agama
yang dianutnya.
-
Indikator etika berdasarkan nilai budaya. Setiap
pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan telah
menyelenggarakan bisnisnya dengan
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan
suatu bangsa.
-
Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu
adalah apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan
integritas
pribadinya.
c. Prinsip
Etika Bisnis
Prinsip-prinsip etika bisnis yang
berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan kita sebagai manusia. Artinya, prinsip-prinsip etika bisnis tersebut
sangat erat kaitannya dengan system nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat. Misalnya, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Cina akan
sangat dipengaruhi oleh system nilai masyarakat Cina, system nilai masyarakat
Eropa akan mempengaruhi prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Eropa dan
sebagainya. Namun, prinsip-prinsip etika yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya. Tanpa mengabaikan kekhasan
system nilai dari setiap masyarakat bisnis, Sonny Keraf menyebutkan secara umum
terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu :
1.
Prinsip Otonomi
Orang
bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.
la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai
moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik,
karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam
kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:
-
Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang
terbaik dan sesuai dengan tuntutan
mereka.
-
Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua
transaksi, termasuk pelayanan yang tinggi
dan memperbaiki ketidakpuasan mereka.
-
Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan
keselamatan pelanggan, demikian juga kualitas Iingkungan mereka, akan dijaga kelangsungannyadan ditingkatkan terhadap produk dan
jasa perusahaan.
-
Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam
menawarkan, memasarkan dan mengiklankan produk.
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan yang menurutnya
terbaik. karena kebebasan
adalah unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak
secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang bertindak
secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari
prinsip otonomi adalah tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan
apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa mempertanggungjawabkan keputusan
dan tindakannya (di sinilah dimung-kinkan
adanya pertimbangan moral). Kesediaan bertanggungjawab merupakan ciri khas dari makhluk bermoral, dan
tanggungjawab disini adalah tanggung
jawab pada diri kita sendiri dan juga tentunya pada stakeholder.
2.
Prinsip
Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada
kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material,
maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat
tiga lingkup kegiatan bisnis yang
berkaitan dengan kejujuran:
-
Kejujuran
relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara a priori saling percaya satu
sama lain, bahwa masing-masing pihak
jujur melaksanakan janjinya. Karena jika
salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau bekerjasama lagi, dan pihak
pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak yang
bertindak curang tersebut.
-
Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa
dengan mutu dan harga
yang baik. Kepercayaan konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada
konsumen yang merasa tertipu, tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang
menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.
-
Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan yaitu antara pemberi
kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan.
Perusahaan akan hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.
3.
Prinsip
Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan
berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu
teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles adalah:
-
Keadilan
legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis,
keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan
semua pelaku ekonomi, negara menjamin
kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan dan hukum bisnis
yang berlaku secara sama bagi semua
pelaku bisnis.
-
Keadilan
komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan yang lain. Keadilan ini
menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan
hubungan horizontal antar warga negara.
Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut
pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.
-
Keadilan
distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
4.
Prinsip
Saling Menguntungkan (Mutual
Benefit Principle)
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk
saling menguntungkan satu sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan
bisnis haruslah bisa melahirkan suatu win-win situation.
Prinsip
keadilan menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya,
maka prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu
agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip
ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Tujuan utama dari
kegiatan bisnis asalah untuk memperoleh keuntungan. Produsen ingin agar banyak
orang membeli atau menggunakan produk-produknya. Konsumen ingin mendapat barang
dan jasa yang menguntungkan dalam bentuk harga dan kualitas yang baik. Karena
itu, bisnis memang seharusnya dijalankan dengan saling menguntungkan,
menguntungkan produsen sekaligus menguntungkan konsumen. Dengan kata lain,
prinsip saling menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan semua pihak yan g
terlibat di dalam bisnis tersebut.
5.
Prinsip
Integritas Moral (Moral Integrity
Principle)
Prinsip
integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisns
agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya dan nama baik
perusahaannya. Prinsip ini mengandung sebuah imperatif moral yang berlaku bagi
diri pelaku bisnis dan perusahaannya untuk berbisnis sedemikian rupa agar tetap
menjadi yang paling unggul dan tetap dapat dipercaya. Dengan kata lain, prinsip
in merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan
untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Hal tersebut tercermin dalam
seluruh perilaku pelaku bisnis dengan semua pihak, baik pihak internal
perusahaaan maupun pihak eksternal perusahaan.
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas,
menurut Adam Smith, prinsip keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling
penting dalam berbisnis. Prinsip ini menjadi dasardan jiwa dari semua aturan
bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan terabaikan. Karena menurut
Adam Smith,
dalam prinsip keadilan khususnya keadilan komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu,
prinsip ini telah mengandung semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur
tidak akan merugikan orang lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan
pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
2.2 Relevansi
Etika Bisnis dengan Keuntungan Perusahaan
Bisnis adalah
kegiatan ekonomis. Hal- hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah
tukar-menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-memperkerjakan, serta
interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan. Bisnis dapat
dilukiskan sebaga kegiatan ekonomis yang kurang lebih terstruktur atau
terorganisasi untuk menghasilkan keuntungan. Dapat dikatakan bahwa tujuan utama
bisnis adalah mengejar keuntungan.
Lalu, apakah
relevansi antara etika bisnis dengan memperoleh keuntungan sebagai tujuan dari
bisnis? Sonny Keraf menyatakan etika bisnis justru hanya memilki relevansi bagi
para pelaku bisnis yang menginginkan bisnisnya sukses dan bertahan lama. Etika
bisnis sulit memiliki relevansi bagi para pelaku bisnis yang hanya berpikir
tentang bisnis hari ini dan keuntungan sesaat. Bisnis modern saat ini adalah bisnis yang diwarnai oleh persaingan ketat.
Dalam konteks bisnis yang kompetitif, setiap perusahaan berusaha untuk unggul
berdasarkan kekuatan objektifnya. Kekuatan objektif itu mencakup dua hal paling
pokok, yaitu modal dan tenaga kerja. Modal yang besar saja tidak cukup memadai.
Tenaga professional juga tidak kalah pentingnya, karena tenaga professional
yanga akan menentukan kekuatan manajemen dan profesionalisme suatu perusahaan.
Namun, tenaga
yang professional tidak hanya didasrkan pada keahlian dan keterampilannya saja.
Hal yang tidak kalah penting adalah komitmen moral mereka : dispilin,
loyalitas, kerja sama, integritas pribadi, tanggung jawab, kejujuran, perlakuan
manusiawi dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan hal itu, satu hal penting
dalam persaingan bisnis yang ketat adalah membangun relasi bisnis. Relasi
bisnis hanya mungkin dijalin dan dipertahankan atas dasar kepercayaan. Kepercayaan
hanya bisa dibuktikan dan ditunjang oleh nilai-nilai moral yang nyata, seperti
kejjuran, saling menghargai, kesetiaan, pelayanan yang baik dan sebagainya.
Selain itu, hal
yang juga penting dalam persaingan bisnis adalah pelayanan terhadap konsumen.
Hanya perusahaan yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen yang
akan sukses. Bentuk pelayanan terhadap konsumen itu antara lain mempertahankan
mutu barang dan jasa, memenuhi permintaan konsumen dengan tingkat harga yang
tepat, tidak membohongi konsumen dan sebagainya.
Hal ini
dikatakan oleh Bertens bahwa bisnis harus berlangsung sebagai komunikasi sosial
yang menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Artinya,
pencarian keuntungan dalam bisnis tidak bersifat sepihak, tetapi diadakan dalam
interaksi antara pemilik perusahaan dengan karyawan, konsumen, dan sebaginya.
Jadi etika bisnis dianggap memiliki peran yang penting dalam mewujudkan tujuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan didalam dunia bisnis yang kompetitif.
Hanya perusahaan yang mampu melayani kepentingan semua pihak yang berbisnis
dengannya yang akan sukses. Karena itu berbisnis secara baik dan etis memang
menjadi sebuah tuntutan dari setiap perusahaan yang ingn membangun dinasti
bisnis yang sukses dan bertahan lama.
2.3 Tanggungjawab
Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
Tanggung jawab Sosial Perusahaan
atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka
panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan
maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya. CSR
berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu
organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak
semata berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga
harus melihat dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu,
baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini
akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi
lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan,
peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan kebijakan yang
menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR,
menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia,
bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa
harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah
persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah
bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus,dengan masukan
pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi, mendukung, dan
memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya besar
ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam
perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan
kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut
akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para
pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk
membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika
akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR
adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan
tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak, konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang
sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak
langsung.
2.4 Peranan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan atau CSR
Untuk tetap menjadi perusahaan yang kompetitif dan
selalu diterima, maka hendaknya suatu perusahaan hendaknya bertanggung jawab
kepada :
a.
Tanggung
jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab
perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya menyediakan barang
atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual
produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
-
Praktik tanggung jawab
produksi
Produk sebaiknya dihasilkan dengan cara yang
menjamin keselamatan pelanggan. Produk sebaiknya memiliki label peringatan yang
semestinya guna mencegah kecelakaan yag dapat ditimbulkan dari penggunaan yang
salah. Untuk beberapa produk, informasi mengenai efek samping yang mungkin
terjadi perlu disediakan.
-
Praktik Tanggung Jawab
Penjualan
-
Perusahaan perlu
petunjuk yang membuat karyawan tidak berani menggunakan strategi penjualan yang
terlalu agresif atau advertensi yamg menyesatkan dan juga memakai survei
kepuasan pelanggan untuk meyakinkan bahwa pelanggan diperlakukan dengan
semestinya oleh karyawan bagian penjualan.
-
Cara Perusahaan
Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan Perusahaan dapat menjamin
tanggung jawab sosial kepada pelanggannya dengan beberapa tahap yaitu:
1)
Ciptakan kode etik.
Perusahaan dapat menciptakan kode etik bisnis yang memberikan serangkaian petunjuk
untuk kualitas produk, sekaligus sebagai petujuk bagaimana karyawan, pelanggan,
dan pemilik seharusnya dipelihara.
2)
Pantaulah semua
keluhan. Perusahaan harus yakin bahwa pelanggan mempunyai telephone yang dapat
mereka hubungi apabila mereka mempunyai keluhan mengenai kualitas produk atau
bagaimana mereka diperlakukan oleh para karyawan. Perusahaan dapat berusaha
mencari sumber keluhan dan harus dapat menyakinkan bahwa problem tersebut tidak
timbul lagi.
3)
Umpan balik (feedback) pelanggan. Perusahaan dapat
meminta pelanggan untuk memberikan umpan balik atas barang atau jasa yang
mereka beli akhir-akhir ini, walaupun pelanggan tidak menghubungi untuk
memberikan keluhan. Proses ini dapat mendeteksi beberapa masalah lain dengan
kualitas produk atau cara perlakuan terhadap pelanggan.
-
Cara Konsumerisme
Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan. Tanggung jawab perusahaan terhadap
pelanggan didorong tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga oleh sekelompok
konsumen tertentu. Konsumerisme mewakili permintaan kolektif pelanggan dimana
bisnis memenuhi kebutuhan mereka.
-
Cara Pemerintah
Menjamin Tanggung Jawab terhadap Pelanggan
Sebagai tambahan dari kode tanggung jawab perusahaan
dan gelombang konsumerisme, pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada
pelanggan dengan berbagai hukum atas keamanan produk, iklan,dan kompetisi
industry.
b.
Tanggung
Jawab terhadap Karyawan
Bisnis mempunyai
sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka mempunyai tanggung
jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin tumbuh. Perusahaan
juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna memastikan keselamatan
mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan peluang yang setara.
-
Keselamatan Karyawan
Perusahaan memastikan bahwa tempat kerja aman bagi
karyawan dengan memantau secara ketat proses produksi. Beberapa tindakan
pencegahan adalah memeriksa mesin dan peralatan guna memastikan bahwa semuanya
berfungsi dengan baik, mengharuskan digunakannya kacamata keselamatan atau
peralatan lainnya yang dapat mencegah terjadinya cedera, dan menekankan
tindakan pencegahan khusus dalam seminar-seminar pelatihan.
-
Perusahaan yang
menciptakan lingkungan kerja yang aman mencegah terjadinya cedera dan
meningkatkan moral karyawan. Banyak perusahaan saat ini mengidentifikasikan
keselamatan tu di tempat kerja sebagai salah satu tujuan utamanya. Pemilik
perusahaan mengakui bahwa perusahaan akan mengeluarkan biaya guna memenuhi
tanggung jawab seperti keselamatan karyawan. Usaha perusahaan untuk menyediakan
lingkungan kerja yang aman mencerminkan biaya penting dalam menjalankan usaha.
-
Perlakuan yang
semestinya oleh karyawan lain
Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
karyawan diperlakukan dengan semetinya oleh karyawan lain. Dua masalah utama
berkaitan dengan perlakuan karyawan adalah keragaman dan pencegahan terjadinya
pelecehan seksual.
-
Keragaman, tidak hanya
terbatas pada jender dan suku. Karyawan dapat berasal dari latar belakang yang
sepenuhnya berbeda dan memiliki keyakinan yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan
konflik ditempat kerja. Banyak perusahaan memcoba untuk mengintegrasikan
karyawan dengan latar belakang yang berbeda agar mereka belajar bekerja sama
guna mencapai tujuan bersama perusahaan sekalipun merka memiliki pandangan yang
berbeda mengenai masalah-masalah di luar kerja. Banyak perusahaan merespons
terhadap meningkatnya keregaman antar karyawan dengan menawarkan seminar
mengenai keregaman, yang menginformasikan kepada karyawan mengenai keregaman
budaya.
-
Pencegahan terjadinya
pelecehan seksual. Masalah lain di tempat kerja adalah seksual (sexual harassment), yang melibatkan
komentar atau tindakan yang bersifat seksual tidak di terima. Perusahaan
cenderung mencegah pelecehan seksual dengan memberikan seminar mengenai hal
tersebut. Misalnya, seorang karyawan mungkin akan membuat suatu paksaan
seksual terhadap karyawan lain dan menggunakan kepuasaan pribadi dalam
perusahaan untuk menakuti status pekerjaan lain. Seperti, seminar deversitas.
Seminar ini dapat menolong karyawan menyadari bagaimana suatu pernyataan atau
perilaku mungkin dapat menyinggung perasaan karyawan lain. Seminar ini tidak
hanya suatu tindakan tanggung jawab terhadap karyawan tetapi juga dapat
memperbaiki produktivitas perusahaan dengan menolong karyawan merasa kerasan
dan nyaman.
c.
Tanggung
Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya (para pemegang saham). Karyawan
dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan mereka sendiri
dan bukannay kepentingan pemilik saham. Misalnya saja, bebrapa karyawan
megambil uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya dan bukan
kepentingan perusahaan. investor yang dikenal sebagai pedagang dalam telah
memilihcara-cara tidak etis untuk meningkatkan kesehatan financial mereka sendiri.
Perdangan dalam (insider trading) melibatkan orang dalam yang
menggunakan informasi rahasia perusahaan untuk memperkaya diri sendiri atau
keluarga dan teman-teman mereka. Sebuah kasus yang terjadi pada Martha Steward,
meskipun Steward tidak pernah dituntut dengan perdagangan dalam, ia diputuskan
bersalah karena otoritas yang menyelediki kemungkinan adanya perdagangan
sejenis.
Konflik
dalm usaha untuk memastikan Tanggung jawab. Mengaitkan kompemsasi karyawan
dengan kinerja perusahaan dapat menyelesaikan sebagian dari konflik kepentingan
tetapi menciptakan masalah lainnya. Terdapat banyak kasus perusahaan yang
menyesatkan investor potensial maupun investor yang ada saat ini dengan sengaja
tidak menyebutkan informasi relevan yang dapat membuat saham mereka menjadi
jatuh. Selain itu, terdapat banyak kasus perusahaan yang menerbitkan estimasi
pendapatan dan laba yang terlau dibesar-besarkan. Ketika perusahaan menyesatkan
investor dengan menciptakan pandangan yang terlalu optimistis terhadap kinerja
potensialnya, perusahaan dapat menyebabkan investor membayar terlau banyak
untuk saham perusahaan. Harga saham tersebut kemungkinan besar akan turun
ketika kondisi kuangan perusahaan yang sebenarnya terlihat.
Investor
menjadi lebih curiga terhadap laporan keuangan perusahaan sekarang ketika
mereka menyadari bahwa beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam pelaporan
yangtidak etis. Beberapa perusahaan telah mengambi inisiatif untuk mengurangi
kecurigaan dengan menyediakan laporan keuangan yang lebih lengkap yang juga lebih
dapat dipahami dan dapat diinterprestasikan dengan lebih mudah.
Bagaimana
Pemegang Saham Memastikan Tanggung Jawab. Pemegang saham untuk mempengaruhi
kebijakan manejemen perusahaan. Pemegang saham telah sangat aktif khususnya
ketika mereka tidak puas dengan gaji ekskutif perusahaan atau kebijakan
lainnya.
Pemegang
saham yang paling aktif adalah investor institusional (institusional investors), atau lembaga keuangan yang membeli
sejumlah besar saham. Jika satu investor institusional yakin bahwa perusahaan
dikelola dengan buruk, maka investor tersebut dapat mencoba untuk eksekutif
perusahaan dan menyatakan ketidakpuasannya. Investor tersebut juga dapat
mencoba berkolaburasi dengan investor institusional lain yang juga memiliki
sejumlah besar saham perusahaan. Hal ini memberikan kekuasaan yang lebih besar
untuk melakukan negosiasi karena eksekutif perusahaan kemungkinan besar akan
mendengarkan investor institusional yang secara kolektif memiliki sejumlah
besar saham perusahaan. Investor institusional tidak mencoba mendikte bagaimana
perusahaan seharusnya dikelola. Melainkan, mereka mencoba untuk memastikan
bahwa menejer perusahaan mengambil keputusan kepentingan seluruh pemegang
saham.
d.
Tanggung
Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan
bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada kreditor. Jika
suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal ini kepada
kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi
tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar utangnya
kepada kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
e.
Tanggung
Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan
adalah kebaikan publik, dimana setiap orang menikmatinya tanpa peduli siapa yng
membayar untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan tentunya
membawa dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran lingkungan) seperti,
polusi udara, tanah dan air. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
Polusi udara
Beberapa proses produksi
menimbulkan polusi udara yang sangat berbahaya bagi lingkungan masyarakat
karena bias menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya seperti,
polusinya kendaraan, produksi bahan bakar dan baja.
Suatu perusahaan tentunya mempunyai
tujuan untuk menghasilkan suatu produknya yang baik dengan begitu mereka
berusaha agar yang dihasilkan tidak membahayakan lingkungan, contoh pada
perusahaan otomotif dan baaja telah mengurangi polusi udara dengan mengubah
proses produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke
udara.
Peranan pemerintah dalam mencegah
polusi udara. Pemerintah juga terlibat dalam memberlakukan pedoman tertentu
yang mengharuskan perusahaan untuk membatasi jumlah karbon dioksida yang
ditimbulkan olehproses produksi. Pada tahun 1970, Environmental Protection
Agency (EPA), diciptakan untuk mengembangkan dan memberlakukan standar
polusi.
-
Polusi Tanah
Tanah telah terpolusi oleh limbah
yang beracun yangn tida dihasilkan dari beberapa proses produksi. Akibatnya
tanah akan rusak tidak subur dan akan berdampak buruk bagi pertanian.
Dengan begitu perusahaan harus
mempunyai suatu strategi yang mengarah pada pencegahan terhadap polusi tanah.
Misalkan, perusahaan merevisi produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah
limbah. Perusahaan juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang khusus
untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias mendaur ulang membatasi
penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi limbah padat. Ada banyak
perusahaan yang memiliki program lingkungan yang didesain untuk mengurangi
kerusakan lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake Mining Company mengakui
bahwa operasi penambangannnya merusak tanah, sehingga perusahaan tersebut
mengelurkan uang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
-
Polusi Air / Pencemaran
Air
Pencemaran air mengacu pada
perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan mengganggu
keseimbangan ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil polusi air bila jumlah besar
limbah yang berasal dari berbagai sumber polutan tidak dapat lagi ditampung
oleh ekosistem alam.
Sebenarnya ada alasan tertentu yang
berada di belakang apa yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk
membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran air, polusi beberapa
datang langsung dari lokasi tertentu seseorang. Jenis polusi disebut pencemaran
sumber titik seperti pipa air tercemar limbah yang mengalir ke sungai dan lahan
pertanian.
Sementara itu, polusi sumber
non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah besar seperti bensin
dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau dan sungai. Salah
satu penyebab utama pencemaran air yang telah menyebabkan masalah kesehatan
lingkungan yang serius dan merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan
proses industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan kimia dan
limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi beracun dan tingkat
oksigen yang habis menyebabkan banyak organisme air mati. Limbah ini termasuk
pelarut dan zat-zat beracun. Sebagian besar limbah tidak biodegradable. tanaman
Power, pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke
sungai. Jadi suatu perusahaan sangat berperan penting dalam menengani
masalah tersebut dengan melakukan penilitian dan strategi untuk mencegah
terjadinya polusi air.
Jadi pada prinsipnya perusahaan
harus melakukan ada dua cara untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara
non-teknis yaitu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan,mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak
terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat smemberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber kepada industri
terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola
limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
f.
Tanggung
Jawab terhadap Komunitas
Suatu
perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka
perusahaan tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan
komunitas tersebut sebagai pelanggan dan karyawannya. Perusahaan
mendemonstrasikan acara-acara local atau memberikan sumbangan ke yayasan local,
misalkan perusahaaan yang telah mendonasikan dana ke unversitas-universitas.
Untuk
perusahaan multinasional, komunitas perusahaan adalah lingkungan
internasionalnya. Ada banyak perusahaan yang terlibat dengan bisnis
internasionalnya misalnya sumbangan-sumbangan untuk bencana alam, seperti
tsunami, gempa.
Konflik
dengan memaksimalkan tanggung jawab sosial, keputusan
para manajer perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab sosial dapat konflik
dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya yang melibatkan dalam mencapai
tujuan akan harus dibebankan kepada pelanggan. Jadi, kecerendungan
memaksimalkan tanggung jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi
kemampuan perusahaan menyediakan produk dengan harga wajar kepada konsumen.
Sebagai konsekuensi, masyarakat dan pemegang saham biasa mendapat keuntungan
dari mendukung sosial tersebut. Apabila suatu perusahaan dapat
mengidentifikasikan secara tepat suatu gerakan sosial yang ada hubungannya
dengan bisnisnya, maka dapat secara bersamaan memberikan konstribusi kepada
masyarakat dan memaksimalkan ni lai perusahaan. Misalnya, suatu manufaktur
sepatu dapat mensponsori lomba lari.
2.5 Bentuk Pelaksanaan Tanggungjawab
Sosial Perusahaan di Indonesia
Pelaksanaan tanggung jawab sosial suatu
bisnis adalah merupakan penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis.
Dengan semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis, maka bararti akan
semakin meningkat pelaksanaan praktik bisnis etik dalam masyarakat. Dengan
pelaksanaan etika bisnis maka kepentingan masyarakat banyak akan terlindung
dari praktik bisnis yang merugikan kepentingan masyarakat banyak.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung
jawab sosial suatu bisnis yang dapat atau telah dilakukan oleh beberapa
pengusaha.
a.
Pelaksanaan
Hubungan Industri Pancasila (HIP)
Banyak pengusaha yang
telah menyusun dan melaksanakan hubungan industry pancasila ini dalam bentuk
yang sering dikenal sebagai Kesepakatan Kerja Bersama (KKB). KKB ini merupakan
sebuah pedoman tentang hubungan antara pengusaha dengan para pekerja atau karyawan
perusahaan yang biasanya dituangkan dalam sebuah buku. Dalam KKB ini diadakan
berbagai ketentuan tentang hak-hak serta kewajiban karyawan. Hak-hak
karyawan meliputi hak atas gaji maupun bentuk-bentuk lain yang berupa
kesejahteraan baik moril maupun materil baginya sedangkan kewajiban karyawan
yaitu melksanakan tugas pekerjaan yang ditugaskannya bagi masing-masing
karyawan yang bersangkutan sesuai dengan jabatan yang dipikulnya.
b.
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Banyak
pengusaha yang pada saat ini telah melakukan AMDAL ini dalam melaksanakan
kegiatan bisnisnya. Wujud nyata dari amdal ini tercermin dalam pelaksanaan
pengolahan limbah industry sedemikian rupa sehingga limbah tersebut menjadi
tidak mengganggu lingkungan. Proses produksi yang dilakukan oleh suatu bisnis
tidak jarang akan menimbulkan pencemaran lingkungan atau polusi, baik polusi
tanah, air dan udara. Dalam hal ini masih banyak pula pengusaha yang belum
menyadari akan tanggung jawabnya terhadap pengolahan limbah industry ini. Hal
ini pada umumnya disebabkan karena kurangnya kesadaran pengusaha terhadap
pencemaran lingkungannya.
c.
Penerapan
prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penerapan
prinsip K3 ini telah banyak dilaksanakan pula oleh pengusaha kita. Ada beberapa
perusahaan telah memperoleh penghargaan yang berupa “Zero Accident’’. Perusahaan yang memperoleh penghargaan ini bararti
telah menjalankan proses produksinya sedemikian lama tanpa mengalami kecelakaan
kerja bagi karyawannya. Hal ini merupakan prestasi yang cukup bagus dalam
menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Guna menjalankan pekerjaannya baik
berupa topi pengaman, masker, maupun pakaian kerja khusus dan sebagainya.
d.
Perkebunan
Inti Rakyat (PIR)
Pelaksanaan
program pemerintah yang berupa PIR di mana dalam hal ini Perkebunan Besar yang
biasanya adalah milik negara merupakan intinya yang akan menjadi motor
penggerak pembangunan perkebunan rakyat di sekitarnya yang merupakan plasma.
Perkebunan rakyat di sekitar yang merupakan plasma ini akan mendukung
kelancaran pemasokan bahan baku bagi nakan terjadi saling membantu antara
perusahaan rakyat yang pada umumnya kecil. Dengan demikian maka pembangunan
bangsa akan berjalan secara seimbang dan saling menompang.
e.
Sistem
Bapak Angkat- Anak Angkat
Pelaksanaan
sistem ini juga banyak membantu kelancaran proses pembangunan bangsa serta
keterkaitan industry maupun ketrkaitan kepentingan masyarakat banyak.
Praktik tersebut tentu saja juga tidak mudah untuk dilaksanakan karena
diperlukan kesadaran yang tinggi dari pengusaha besar yang harus bersedia untuk
membantu perkembangan bagi pengusaha kecil yang seringkali banyak menimbulkan
persoalan bagi pengusaha besar yang menjadi bapak angkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan
pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan atau bisnis.
Indikator etika bisnis antara lain : Indikator Etika
bisnis menurut ekonomi, Indikator
etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku, Indikator etika bisnis menurut hukum, Indikator etika berdasarkan
ajaran agama, Indikator
etika berdasarkan nilai budaya, Indikator
etika bisnis menurut masing-masing individu.
Etika bisnis sangat relevan dengan keuntungan
perusahaan utuk menjalin relasi bisnis
demi terbangunnya reputasi perusahaan sehingga perusahaan bisa lebih kompetitif
dan bertahan lama (keuntungan jangka panjang).
Tanggung jawab Sosial Perusahaan
atau Corporate Social Responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan
meliputi : Tanggung jawab terhadap Pelanggan, Tanggung Jawab terhadap Karyawan,
Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor), Tanggung Jawab terhadap
Kreditor, Tanggung Jawab terhadap lingkungan, Tanggung Jawab terhadap Komunitas.
Bentuk pelaksanaan CSR antara lain
: Pelaksanaan Hubungan Industri Pancasila (HIP), Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), Penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3),
Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Sistem Bapak Angkat- Anak Angkat.
3.2 Saran
Penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah
ini.Bagi para pelaku bisnis diharapkan melaksanaka etika bisnis yang sudah
diatur dalam peraturan dan menjalankan tanggungjwab sosialnya secara penuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://baddaysp.blogspot.com/2013/10/pengertian-etika-bisnis-indikator-etika.html diakses pada Februari 2015
http://sabrinadea11.blogspot.com/2013/10/tanggung-jawab-sosial-perusahaantugas.html diakses
pada Februari 2015
https://tedyjindol.wordpress.com/2012/10/15/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-corporate-social-responsibility-csr/ diakses
pada Februari 2015
ARE YOU IN NEED OF A PROFESSIONAL HACKER?(CATCHING A CHEATING SPOUSE, RECOVERY OF LOST FUNDS, WEBSITE HACK...)
BalasHapusHigh prolific information and Priviledges comes rare as i would be sharing with you magnificent insight you wish you heard years before now. As it's been understood that what people don't see, they will never know.
Welcome to the Global KOS hacking agency where every request on hacking related issues are met within a short period of time.
If your shoe fits in any of the requested services below, you will be assigned to a designated professional hacker who is systematically known for operating on a dark web V-link protocol.
The manual operation of this hackers is to potentially deploy a distinguished hacking techniques to penetrating computers and various type of database system to meet your request. Penetration of computing systems are achieved using software tools like Ransomeware, SQL/Keylogger injection. botnet, trojan and DDOS attacks.
Providing value added services to clients as a hacker has been our sustaining goal.
Are you faced with cyber challenges like
● Hacking into the mobile phone of a cheating spouse.✅ This type of hack helps you track every move of your cheater as we are bent on helping you gain full remote access into the cheater's mobile phone using a trojan clone cracking system to penetrate their social media platforms like Facebook, whatsapp, snapchat etc.
●Recovery of lost funds:✅.It saddens our mind when client expresses annoyance or dissatisfaction of unethical behaviours of scammers.
with a diverse intercall XX breacher software enables you track the data location of a scammer. Extracting every informations on the con database, every requested information required by the Global KOS would be used to tracking every transaction, time and location of the scammer using this systematic courier tracking base method.
●Credit Score Upgrade:✅Due to our transformed changes on Equifax tracking , upgrading of credit score are backed by our cyber tech breaching licence, This hacking process drastically generates you an undestructive higher credit score which correlates to a higher level of creditworthiness. The time frame for upgrading a credit score requires eighteen(18) hours
● BITCOIN GENERATOR:✅ (Higher job profile). This involves using the ANTPOOL Sysytem drifting a specialized hardware and software implementing tool in slot even-algorithms to incentivize more coins into your wallet which in turn generates more coins exponentially like a dream at specified intervals.
Other suberb services rendered by the globalkos are
• Email hacks📲
• Hacking of websites.📲
• Uber free payment hacks.📲
• website hack.📲
Our strength is based on the ability to help you fix cyber problems by bringing together active cyber hacking professionals in the GlobalkOS to work with.
For more inquiries and prolific Hacking services visit
Clarksoncoleman(at)gmail • com.
Theglobalkos(at)gmail •com.
©Global KOS™
2030.